Dialog Publika TVRI Kaltim dengan tema “Waspada Cuaca Ekstrem di Kaltim“
Pertengahan bulan juli tahun 2024 ini terjadi fenomena yang tidak biasa, saat terjadi suhu udara yang cukup dingin, disisi lain cuaca dalam musim kemarau, hal ini kemudian memberikan dampak yang signifikan disejumlah daerah dipulau jawa yang mengakibatkan cuaca atau suhu dingin yang tidak biasa bahkan juga masuk dalam kondisi yang ekstrem. Hal ini desabkan karna adanya angin monsun dari Australia yang menuju kesejumlah wilayah termasuk Kaltim.
Pulau jawa mengalami musim kemarau, sementara diwilayah
ekuator termasuk kaltim berbeda musimnya bahwa kaltim memiliki iklim yang
sangat khusus dibandingkan pulau jawa dikarenkakan musim kemarau di kaltim
sangat pendek yang dipengaruhi oleh ekuatorial sehingga musim hujan lebih
banyak disepanjang tahun. Musim di indonesia ini ada 3 tipe, tipe musim
monsunal sebagian besar terjadi dipulau jawa, tipe ekuatorial yang terjadi
digaris khatulistiwa atau garis equator dan tipe lokal yang rata – rata terjadi
di Maluku dan Papua, sehingga Kalimantan ini mengalami musim kemarau yang
pendek antara agustus sampai september atau akhir juli sampai september, terang Kukuh Ribudiyanto.
Kalaksa BPBD Provinsi
Kaltim Senada dengan apa yang disampaikan dengan Kepala Stasiun Kelas 1 SAMS,
kondisi di ekuatorial di Kalimantan timur ini musim kemarau lebih pendek dan
musim hujan lebih lama, namun disituasi tertentu ada saatnya terjadi kondisi
sebaliknya yaitu El Nino bahkan hujan disepanjang tahun kemarau nyaris tidak
ada yaitu Iklim La Nina. El Nino ini pernah dialami Kaltim pada tahun 2023
lalu, berdasarkan prakiraan BMKG untuk Kalimantan ini kita memasuki musim La
Nina yang diperkirakan akan terjadi sampai bulan desember.
Dalam dua tahun terakhir ini memang terjadi anomali iklim , ditahun lalu Kaltim mengalami
suhu dari 37 derajat bahkan sampai 38 derajat
dibulan yang sama. Apa yang terjadi saat ini maka akan kami lakukan antisipasi,
laporan – laporan dari BMKG menjadi bagian Analisa dan prediksi dalam
antisipasi untuk kejadian rawan bencana.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kaltim menambahkan, terkait dengan cuaca saat ini penyakit yang sering ditimbulkan berupa vector seperti mempercepat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah dan malaria akibat dari curah hujan yang tinggi mengakibatkan perindukan nyamuk jadi lebih banyak. Maka penting menjaga lingkungan agar kiranya mengurangi atau lakukan daur ulang terhadap barang – barang bekas yang mudah menjadi tampungan air, tak kahnya itu beberapa bulan ini telah terjadi peningkatan yang berhubungan dengan basahnya lingkungan dan Hygiene Sanitasi dan kebersihan diri. Amgka diare pun sudah mulai meningkat. Sehingga kita wajib mewaspadai cuaca ekstrem tidak hanya dari aspek kebencanaan, tapi semua aspek termasuk kesehatan masyarkat.