post-image

Rapat Koordinasi Khusus Antisipasi Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2024

Menkopolhukam Hadi Tjahjanto memimpin Rapat Koordinasi Khusus (rakorsus) membahas antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2024. Dia menjelaskan fenomena El Nino masih terjadi di tahun 2024 sesuai prediksi BMKG, "Dan masih terjadi potensi kebakaran hutan dan lahan. Kita lihat pada bulan April dan Juni saja, itu memang bisa tidak terlalu tinggi, namun pada bulan Mei itu mulai tinggi di Nusa Tenggara," Kata Menkopolhukam, dalam Rapat koordinasi khusus di Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2024).

Beliau Juga mengatakan pemerintah terus melakukan antisipasi dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Indonesia, terutama di berbagai daerah dengan kolaborasi pemerintah daerah, TNI dan Polri serta berbagai kelompok masyarakat. Adapun luas Karhutla yang signifikan dari tahun ketahuan, pada tahun 2023 lalu Indonesia kembali mengalami siklus iklim 4 tahun sekali yaitu El Nino yang menimbulkan kekeringan dan peningkatan Karhutla di Indonesia bahkan intensitas El Nino di Tahun 2023 lebih kuat dibandingkan Tahun 2019 meskipun dengan kondisi yang sulit tersebut luas Karhutlah Tahun 2023 turun kurang lebih  29,59% atau berkurang seluas lebih kurang 488.000 64,65 hektar dibandingkan Tahun 2019.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan selain wilayah rawan yang memiliki sejarah kebakaran hutan dan lahan, pihaknya juga tengah mempelajari potensi di wilayah lain termasuk di wilayah Sulawesi karena terpantau adanya titik panas atau hot spot. Sebelumnya, kebakaran hutan dan lahan tahun pada 2023 berhasil ditekan lebih kecil sebesar 30,80 persen dibandingkan 2019. Dengan pada 2023 tercatat 1,16 juta hektare terbakar, dibandingkan 1,6 juta hektare pada 2019, menurut data sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPOngi KLHK. Dalam Pemantauan Hotspot 2019 -2023 terjadi penurunan yang signifikan dengan Perbandingan Akumulasi hotspot tahun 2023 vs 2019  terdapat penurunan hotspot 15.961 Titik (59,92%) dengan Emisi dari karhutla tahun 2023 sebesar   182.714.440 terdapat penurunan emisi sebesar 421.091.134 ton CO2e (69,74%).  


Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG menerangkan faktor dominan pengendali iklim di indonesia  diantaranya El Nino/ La Nina, Suhu Muka Laut (SML) Indonesia, Indian Ocean Dipole, Monsun Asia/ Monsun Australia dan Variabilitas Intraseasonal & Gelombang Atmosfer (MJO, Rosby, Kelvin ). BMKG juga meberikan himbauan atau rekomendasi umum diantaranya Agar dapat meningkatkan kewaspadaan akan potensi karhutla ketika memasuki fase peralihan ke musim kering/kemarau monsunal, yaitu bulan Juni dan Juli 2024, dan pada puncak musim kering/kemarau monsunal, yaitu bulan Agustus dan September 2024, beberapa provinsi yang perlu melakukan antisipasi dan penentuan langkah prioritas, baik oleh pemerintah daerah setempat maupun stakeholder terkait di wilayahnya untuk antisipasi preventif kemungkinan kemunculan hotspot diantaranya (namun tidak terbatas pada) adalah: Riau, Nusa Tenggara Timur, Sumatra Selatan, Jambi, Lampung, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Papua Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Informasi ini dapat diakses secara interaktif (untuk dapat melihat wilayah kabupaten / kota terdampak secara spasial) pada halaman situs https://iklim.bmkg.go.id, dengan memilih menu informasi “Prediksi Indeks Potensi Karhutla”. Informasi spesifik untuk prediksi bulan terkait dapat dilakukan dengan memilih bulan di bagian kanan atas dashboard informasi.

Dalam rapat ini juga hadir Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang di wakilkan oleh Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Kaltim, beliau menyampaikan bahwasanya keterlibatan semua elemen pemerintah maupun masyarakat menjadi faktor penting dalam pengendalian Karhutla di Indonesia terutama di Provinsi Kaltim

Beliau juga menegaskan dengan kejadian dan peristiwa yang sama dengan Provinsi yang lain, Provinsi Kaltim mampu mengendalikan dan mencegah dampak besar dari kebakaran hutan dan lahan.