Kalaksa BPBD Provinsi Kalimantan Timur menghadiri undangan Focus Group Discussion (FGD) yang di laksanakan oleh BMKG
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca, Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tri Handoko Seto menekankan pentingnya
pemanfaatan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk mengurangi dampak bencana
hidrometeorologi seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan.
Pada kesempatan ini Kalaksa BPBD Provinsi Kalimantan Timur
menghadiri undangan Focus Group Discussion (FGD) yang di laksanakan oleh BMKG,
dengan tema "Peranan Operasi Modifikasi Cuaca dalam Mitigasi Bencana
Hidrometeorologi dan Manajemen Sumber Daya Air". Samarinda (20/11/2024)
Plt. Direktur Operasional Modifikasi Cuaca Endarwin
menjelaskan hasil pelaksanaan OMC di berbagai lokasi yang telah memberikan
dampak positif di setiap pelaksanaannya. Di Kalimantan Timur, OMC dilakukan
untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur yang sempat terkendala
curah hujan tinggi.
Selama periode bulan Juli hingga September, OMC telah
berhasil mengurangi curah hujan dengan tingkat keberhasilan 94%. Dan
pelaksanaan OMC yang dilaksanakan secara nonstop 24 jam menjadi yang
pertamakalinya di dunia.
Plt. Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca, Budi Harsoyo
menerangkan dengan peran barunya sebagai regulator penyelenggaraan modifikasi
cuaca di Indonesia, BMKG saat ini sedang menyiapkan sejumlah regulasi dan NSPK
yang akan mengatur pelaksanaan modifikasi cuaca di Indonesia, khususnya untuk
mengelola layanan jasa modifikasi cuaca yang dikerjakan oleh operator
modifikasi cuaca swasta yang sudah mulai tumbuh di Indonesia.
Gubernur Kalimantan
Timur melalui sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Pelaksana Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur, menyampaikan
apresiasi atas pelaksanaan FGD ini. Dalam sambutannya, ia menegaskan OMC telah
berperan besar dalam mitigasi bencana hidrometeorologi di wilayah Kalimantan
Timur, termasuk mendukung pengisian Waduk Sepaku dan percepatan pembangunan
infrastruktur Ibu Kota Nusantara.
"Kami berharap teknologi ini dapat terus dimanfaatkan
untuk mendukung ketahanan bencana dan pengelolaan sumber daya air di daerah
kami," jelasnya.
Kalaksa BPBD Provinsi Kalimantan Timur, Agus Tiar menyatakan siap untuk mengimplementasikan OMC sebagai salah satu solusi nyata mitigasi bencana hidrometeorologi dan manajemen sumber daya air di wilayah Kalimantan Timur. Sementara dari pihak akademisi yang diwakili oleh civitas akademika Universitas Mulawarman dan Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda kompak menyatakan bahwa pihak kampus siap berperan dalam pengembangan teknologi modifikasi cuaca salah satunya sebagai corong sosialisasi kegiatan-kegiatan OMC yang dilaksanakan kepada masyarakat umum.
Pihak kampus juga berharap dapat dilibatkan secara aktif
dalam kegiatan OMC yang dilaksanakan oleh BMKG, sambil tetap membuka ruang
kerjasama dengan BMKG di daerah, yang dalam acara ini diwakili oleh kehadiran
BMKG Stamet Sepinggan Balikpapan dan Stamet Temindung Samarinda.
Kegiatan ini berlangsung di Hotel Swiss-Belhotel Samarinda
dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan yang melibatkan Pemerintah
Daerah, akademisi, serta pelaku usaha pertambangan di Provinsi Kalimantan
Timur.