post-image

Rapat Koordinasi Teknis Penanggulangan Bencana (Rakortek-PB) Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD se-Kalimantan Timur Tahun 2024

BPBD Provinsi Kalimantan Timur menyelenggarakan Rapat Koordinasi Teknis Penanggulangan Bencana (Rakortek-PB) Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD se-Kalimantan Timur Tahun 2024 yang berlangsung di Hotel Grand Jatra Kota Balikpapan. (29/4/24)

Rapat ini dibuka Kepala Pelaksana BPBD Prov. Kaltim (Drs. Agus Tianur, M.Si) dan didampingi oleh Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Prov.Kaltim (Andik Wahyudi, ST, MM, MT).  

Dalam sambutannya Kalaksa BPBD Prov. Kaltim menyampaikan pentingnya kolaborasi dan sinergitas antar Stake Holder atau Pentahelix kebencanaan se-Kaltim, agar urusan kebencanaan dapat ditangani secara tepat, cepat, terukur dengan baik, serta pengkajian kebutuhan pasca bencana sebagai instrument pelaksanaan rehabilitasi dan rekrontruksi yang mencakup aspek pemulihan fisik dan aspek psikososial kemanusiaan dengan menggunakan prinsip dasar yaitu membangun yang lebih baik dan lebih aman serta berkesenimbungan berbasis pengurangan risiko bencana, ungkapnya.

Dalam rapat ini menghadirkan narasumber dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Johny Sumbung, SKM., M.Kes) dengan judul materi “Sinergitas dan Harmonisasi Proses Bantuan Hibah dan Pooling Fund Bencana ke BNPB”,  Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Prov. Kaltim (Awang Budi Hartono, SE., MAP) dengan materi “Sinergitas Penganggaran Penanganan Pascabencana di Provinsi Kaltim” dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Prov. Kaltim Kaltim (Mispoyo, S.Pd., M.Pd) dengan materi “Sinergitas dan Harmonisasi Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan Penanganan Pascabencana sesuai dengan Kepmendagri No. 900.1.15.5-1317 Tahun 2023”. Kegiatan ini dihadiri oleh BPBD Kabupaten/Kota se-Kaltim dan mitra kerja Tim JITUPASNA dan R3P Provinsi Kalimantan Timur. 

BNPB mendukung penyelenggaraan Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi di wilayah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Kegiatan yang digagas BPBD setempat berlangsung selama dua hari di Kota Balikpapan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur mengangkat tema “Sinergitas dalam Penganggaran Penanganan Fase Pemulihan Pascabencana di Provinsi Kalimantan Timur”, pada 29 – 30 April 2024.

Tujuan diselenggarakanya Rakortek-PB ini yaitu mengajak para pemangku kepentingan dalam meningkatkan kinerja dan efektivitas dalam penanggulangan bencana, khususnya pada fase pascabencana. Hal tersebut diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Prov. Kaltim (Drs. Agus Tianur, M.Si) saat pembukaan Rakortek-PB. 

Peserta Rakortek-PB menyetujui sinergitas antar lembaga dan institusi terkait,  sangat penting dalam dukungan terhadap proses pemulihan pascabencana. Kerja sama yang solid dan terkoordinasi secara efektif akan mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi.  Selama pelaksanaan acara, terdapat sesi diskusi dan tanya jawab yang memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya langsung kepada narasumber. Diskusi yang terjadi sangat bermanfaat dalam memperdalam pemahaman tentang sinergitas dalam penganggaran penanganan pascabencana.

Sebagai rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi Teknis Penanggulangan Bencana (Rakortek-PB) Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Se-Kaltim Tahun 2024, BPBD Prov. Kaltim dilanjutkan dengan Benchmarking ke Provinsi Bali. Kegiatan Benchmarking ini difokuskan pada penanganan pascabencana sektor sosial, ekonomi dan budaya Masyarakat Bali.  Rombongan berjumlah kurang lebih 70 orang terdiri dari BPBD kab/kota di Prov. Kaltim dan Tim JITUPASNA dan R3P Provinsi Kaltim, rombongan disambut dan diterima di ruang pertemuan lantai 2 Ruang Rapat Tangguh oleh Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Prov. Bali dan Kota Denpasar bersama jajarannya.



Dalam sambutannya, Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Prov. Bali menjelaskan berdasarkan geografi/topografi ada 5 jenis bencana alam yang sering terjadi di wilayah Bali ini ini oleh karena itu kita yg mengabdi untuk masyarakat dan bekerja di bidang penanggulangan bencana ini harus tanggap tangkas dan tangguh dalam menghadapi, mengatasi bencana yg terjadi dan jangan lupa mental juga harus kuat.

Mengenai bantuan keuangan dari Kemenkeu dalam bentuk hibah beliau menjelaskan itulah salah satu senjata andalan kita dalam penanganan pascabencana dan tetap mengikuti prosedur dan mekanisme serta peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat dalam hal ini BNPB dan Kemenkeu, semakin banyak yang bisa kita lakukan atau kerjakan semakin banyak pula kita membantu masyarakat terdampak bencana. Memang susah dalam mengurus dana hibah tersebut tapi harus tetap kita laksanakan demi kemanusiaan dan jangan lupakan juga peran kita adalah untuk membantu masyarakat. Terakhir pesan beliau "belajar lah sampai ke negeri cina sesuai dengan pepatah, jangan selalu puas akan ilmu pengetahuan" ini sebagai motivasi untuk teman-teman semua.




Benchmarking pada dasarnya dimaksudkan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan peserta dengan membandingkan organisasi/ instansi sendiri dan mitra Benchmarking yang memiliki Best Service dalam pengelolaan program/kegiatan khususnya penanganan pascabencana.